Cerita Dewasa Cinta Sayur Asem Episode 7

Nikmati aja Part I


Orang bilang kala cinta itu datang
Tahi ayam rasa coklat

Kala cinta datang
Bagaikan disiram oleh air hujan setelah kering selama bertahun-tahun

Cinta itu indah
Kalau engkau tahu bagaimana cara mencintai

#Pov Rian#

GUENDEEEEENNGGG! EDAAAAAN! AAAARRGGHHH!

Aku lompat-lompat sendiri di halaman rumah. Aku baru saja jujur ama Anik. Dia juga suka ama aku. Mas Yogi baru pulang dengan sepeda motornya keheranan melihat aku lompat-lompat. 

"Kowe kesurupan nyet(kamu kesurupan nyet)?" tanyanya.

Aku langsung memegang lengan Mas Yogi, "Aku baru nembak dia mas."

"Nembak? We...e...e...e..e...keren. Trus diterima pasti."

"Dia juga suka ama aku."

"Nah, ini baru adikku. Selamat yah, semoga langgeng kalian."

"Matur nuwun ya mas. Udah nasehatin aku selama ini. Tapi emang bener. Pas ngomongin suka itu rasanya plong banget, lebih plong dari pada kebelet di WC."

"Yo iyolah," kata Mas Yogi sambil turun dari sepeda motornya dan diparkir di teras. "Aku dulu juga mau bilang suka ama Salsa itu keringetan. Seperti orang habis lari maraton."

"Sama mas, aku juga, tapi setelah diucapkan itu rasanya plong banget."

"Iyo, opo maneh nek diterimo. Tapi nek ditolak rasane rai iku koyo diuntel-untel (Iya, apalagi kalau diterima. Tapi kalau ditolak rasanya itu seperti kertas yang diremas-remas)"

"Hahahaha, persis mas persis!" kataku.

"Yowis, ono pertandingan Persik Kediri iki, aku ndelok dhisik! (Ya udah, ada pertaandingan Persik Kediri ini, mau nonton dulu)" 

Hari ini perasaanku berbunga-bunga. Aku BBM Anik dulu ah. Aku masuk ke dalam rumah, lepas sepatu terus masuk kamar. Di kamarku aku langsung BBM si Anik.

Me: Udah selesai nangisnya?

Anik: :-P

Me: Malah melet. Aku gigit ntar itu lidah.

Anik: Kamu jahat.

Me: Lho, koq jahat?

Anik: Kalau suka ama aku kenapa nggak bilang dari dulu?

Me: Yah, gimana yah. 

Anik: Apa susahnya sih bilang suka ama aku?

Me: Susah Nik, beneran susah.

Anik: Seandainya kamu sejak dulu udah bilang.

Me: Hah? Maksudnya?

Anik: Eh, nggak. Nggak apa-apa, hiraukan yang itu.

Me: Jadi kita beneran jadian nih?

Anik: Nggak.

Me: Lho?

Anik: Iya beneran jadian, emangnya apa? Kamu jadi cowok jangan banyak O'onnya dong. 

Me: Hehehe...aku cinta ama kamu Nik

Anik: <3 u 2

Me: Boleh hari ini mimpiin kamu?

Anik: Emang bisa mimpi dipesen?

Me: Bisa koq. Sejujurnya tadi malam aku mimpi nyium kamu. Aku nggak tahu kalau ini firasat aku nembak kamu.

Anik: :"> jangan bikin aku malu. Aku blom pernah nyium cowok.

Me: Suwer?

Anik: Beneran.

Me: Lha, kamu selama ini pacaran nggak pernah nyium cowok?

Anik: Nggak pernah. Aku larang mereka nyium aku. Pegang tangan boleh. Malu tau anak pake jilbab koq nyium cowok. Kaya' wanita murahan gitu rasanya.

Me: Oh...aku juga nggak kepengen memperlakukanmu seperti cewek gampangan Nik. Kalau kita pacaran, jangan model kaya' orang-orang yah. Biasa aja.

Anik: Aku ngerti koq. Kamu selama ini baik sama aku. Terus terang aku trenyuh ketika kamu nunggu aku di mall kemarin. Padahal sebenarnya aku sudah di rumah lho.

Me: Hah? yang bener?

Anik: Iya, makanya aku bilang kamu ini begooo banget. Kenapa nggak BBM aku kek, atau telpon aku kek. Ninggalin aku juga kan nggak apa-apa. 

Me: Yah...kamunya kan bilang suruh nunggu ya aku tunggu aja.

Anik: kalau sampai pagi kamu mau nunggu aku?

Me: Iya, sampai itu mall tutup aku tetep akan nunggu kamu.

Anik: :'( kenapa kamu baiiiik banget ama aku?

Me: Karena aku suka kamu Nik.


Kami ber-BBMan sampai malem. Bahkan sampai ketika kita mau berangkat tidur BBM terus tang! tung! tang! tung! Anik cerita banyak hal tentang dirinya yang selalu dinomor duakan di keluarganya. Tapi dia termasuk orang yang paling disayang oleh bapaknya. Anik juga cerita kalau ia tersentuh oleh sikapku selama ini. Ah, yang penting nikmati aja.


#Pov Anik#

Nah, bener kaaan. Rian cinta mati ama aku. Hiks....koq jadi gini ceritanya. Aku juga malah jadi cinta ama dia. Aku harus gimana sekarang? Kalau aku bilang ke dia bahwa dia cuma jadi target saja, bisa marah ia ke aku. 

"Kowe lapo dek? Koq ngelamun? (kamu kenapa dek? koq melamun)" tanya Mbak Rahma.

"Nggak apa-apa koq mbak," jawabku. 

Aku meluk bantal di atas karpet di ruang keluarga sambil nonton tv. Tapi pandanganku nggak fokus ke tvnya. Rahma tahu aku melamun. Dan kalau sudah begini ia bakal menyelidiki.

"Masalah cowok?" tanyanya.

Aku mengangguk.

"Kenapa? Cerita dong!" 

"Yang ini nggak deh mbak. Lain kali aja."

"Lho, kenapa? Yang ini sudah nyantol beneran?"

Aku mengangguk.

"Siapa?"

"Nggak ah. Aku nggak mau cerita. Plis ya mbak."

"Iya deh. Jadi ini ceritanya kamu lagi kasmaran?"

"Udah deh mbak, jangan diledekin terus."

"Hehehehe, tapi jaga diri lho dek. Jangan kebablasan. Mbak nggak mau adek mbak nanti hamil diluar nikah."

"Nggak deh mbak, percaya ama aku. Yang ini spesial banget. Dia selama ini baik ama aku."

"Mbak jadi penasaran ama orangnya."

Aku tersenyum. Kenapa aku jadi malu-malu sendiri ya? Kalau mengingat-ingat Rian selama ini. Duh....gustiiii...kapok aku. Tobaaaat. Kenapa sekarang aku mikirin Rian terus? 

Tung! Nah, BBM-ku bunyi lagi. Aku langsung ke kamarku. Kulanjutkan BBM-an di kamar aja ama dia. Setelah tadi sore dia mengutarakan perasaannya, rasanya aku lebih plong banget ama dia. Ngobrol lepas. Selama berjam-jam aku di kamar ber-BBM-an. Sampe aku colokin itu ponsel ke charger. 

Me: Kamu belum bobo'?

Rian: Belum. Ini mau berangkat ke pulau kapuk. Kamu koq masih terjaga jam segini. Besok mbangkong (kesiangan) lho."

Me: Kamu juga. Besok kita masuk sekolah kan?

Rian: Ya udah, aku temenin sampe kamu bobo' ya.

Me: Adanya malah nggak tidur-tidur nanti.


Kami terdiam lama sekali

Rian: ping!

Me: Nah, kaan masih gangguin.

Rian: Lho, koq belum tidur?

Me: Habisnya diping terus.

Rian: Ya udah deh, tidur yuk...mimpiin aku ya.

Me: :">


Setelah itu aku sudah tak sadar lagi. AKu tertidur begitu saja. Tahu-tahu sudah pagi karena bunyi alarm. Aku terbangun melihat alarm sudah menunjukkan jam 5 pagi. Aku baca BBM sejenak dari Rian.


Rian: Ya udah, aku tidur. Kamu udah tidur?

Rian: ping!

Rian: OK, selamat tidur.


Singkat cerita setelah membersihkan diri dan berdandan yang rapi aku pun pergi ke sekolah. Tapi ada yang spesial hari ini. Seorang cowok menungguku di depan rumah. Ia mengendarai motor bebek, matic. Baru pula. Helmnya full face. Tapi dari tampangnya aku tahu siapa dia. Itu Rian. Dia membuka kaca helmnya. 

"Lama banget cah ayu. Nih motor baruku! Keren nggak?" tanyanya. 

"Uwaseeeemm...anyar iki yo?(baru ini ya)" tanyaku.

"Yoi, piye cah ayu? Aku anter?" tanyanya. 

Dari dalam rumah tampak Rahma juga mau berangkat. Ia naik angkot seperti biasa. Aku menoleh ke arahnya.

"Lho, Rian? Motor baru?" tanya Rahma.

"Iya mbak, baru dibeliin bapak. Aku juga kaget kemarin," jawab Rian.

"Mau jemput siapa nih? Aku apa Anik?" Mbak Rahma ketawa geli. 

"Ehhmm...itu...," Rian tampak gugup. Ia mau garuk-garuk kepala malah garuk-garuk helmnya.

"Mau jemput aku mbak, udah sana naik angkot aja. Weeekkk!" aku menjulurkan lidahku ke Mbak Rahma.

"Yahh....bukan aku ya," kata Mbak Rahma dengan tampang sedih.

"Lain kali aja deh mbak, aku antar ya?" kata Rian. 

"Iya deh, eh...angkot! angkot!" Mbak Rahma berseru ke sebuah angkot yang baru saja datang. Angkot berwarna kuning dengan huruf A itu berhenti. 

"Hati-hati mbak!" kata Rian.

Mbak Rahma tersenyum dan melambai. Setelah angkot sudah menjauh, Rian menjulurkan helm berwarna putih kepadaku. Dia tersenyum. Kupakai helm itu sampai bunyi 'klik'.

"Berangkat sekarang apa nanti?" tanyanya.

"Sekarang dong," kataku. Segera aku naik ke sadel belakang. Agak berbeda dari kemarin, agak berbeda dari sebelum-sebelumnya. Aku tak pernah merangkul Rian ketika naik sepeda motor. Kali ini aku mendekapnya. Aku nyaman ketika memeluknya. Ia mengusap-usap punggung tanganku. Oh Rian.

Aku sudah putuskan. Untuk sementara waktu aku ingin menikmati hubunganku dengan Rian. Iya, lebih baik aku menikmatinya. Paling tidak, aku ingin merasakan bagaimana seseorang yang benar-benar aku sukai juga menyukaiku. Aku cium punggungnya. Ia tak merasakan, tak apa aku ingin mencium punggungnya. Punggung kekasihku.

0 Response to "Cerita Dewasa Cinta Sayur Asem Episode 7"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel