Cerita Dewasa Cinta Sayur Asem Episode 12

Ular Berbisa

Ketika sang ular sudah mematuk korbannya
Maka tinggal menunggu waktu baginya untuk menelan korbannya hidup-hidup

#Pov Rian#

"Rian?!" aku kenal suara itu Mbak Salsa. Ngapain dia di sini?

"Ada apa mbak? Cari Mas Yogi?" tanyaku.

"Nggaklah, aku kepengen nyari kamu koq," jawabnya. 

Bapak, ibu ama Mas Yogi sedang ke rumah kerabat karena ada acara ngunduh mantu. Mereka ke Madiun selama dua hari.

"Aku tahu koq kamu di rumah sendirian, makanya aku ke sini," katanya. "Nggak boleh ya?"

AKu tak menjawab. Ngapain si binal ini ke sini? 

"Kalau aku tak bolehin kamu toh tetep bakal masuk juga," kataku ketus.

"Hehehehe, makasih," katanya. 

Aku duduk di sofa ruang tamu. Tampak Mbak Salsa duduk juga. Dan hei, dia ngelepas jilbabnya. Aku baru tahu kalau rambutnya berombak dan disemir merah. Bajunya memakai kemeja kotak-kotak dan jeans ketat. Aku tak tahu apa maksudnya dengan mencari aku.

"Ada urusan apa mbak?"

Tiba-tiba dia berdiri dan langsung nemplok di sebelahku. 

"Rian, kamu jahat ya? Masa' sama aku begitu?"

"Mbak, jangan mbak! Udahlah, aku sudah melupakan yang kemarin itu. Jangan begini. Mbak ini punyanya Mas Yogi. Aku nggak mau mbak."

"Aku dengar kamu sudah putus sama pacarmu. Artinya kamu sendiri kan? Ya kaaan?"

"Iya, tapi bukan berarti aku juga mau sama mbak," aku menyingkirkan tangannya yang menggelayut ke lenganku.

"Riaannn..." katanya manja.

"Pergi mbak, atau aku akan ngusir mbak," kataku.

"Ngusir aku, yang benar aja Rian. Kamu nggak takut ama masmu? Berani nyakitin pacarnya yang tercinta ini?" katanya dengan menjulurkan lidahnya ke aku. Ini sih dia levelnya sudah lonte lagi bukan lagi wanita baik-baik. Sepertinya Mas Yogi ini salah milih cewek. 

"Keluar mbak! Keluar!" bentakku. 

"Halah Rian, kamu ini lho dikasih enak nggak mau. Ya sudah deh, aku kelar tapi buka baju ya," katanya. 

Ia membuka kancing kemejanya satu per satu, setelah itu dia melepaskan kemejanya dan disobek. Lalu dibuang ke lantai. Salsa sekarang hanya memakai bra berwarna putih. Dia berdiri sekarang.

"Kalau aku keluar begini gimana, Rian?" tanyanya. "Apalagi kalau aku sambil teriak minta tolong. Kira-kira mereka akan beranggapan apa? Cewek seksi sedang diperkosa oleh seorang cowok SMA. Mungkin besok akan jadi headline koran."

"Mbak, udah. OKe aku menyerah, maumu apa?" tanyaku sambil menelan ludah.

"Kamu kan masih perjaka. Gimana kalau kita begituan di sini? Mumpung sepi," katanya.

"Ini gila! AKU nggak mau."

"Oke, aku akan keluar..."

"Baiklah baik! Aku akan menurut."

"Naah, begitu dong. Ayo sayang kita ke kamarmu. Aku kepengen menghabiskan isi kantongmu itu," Salsa maju dan langsung meremas buah zakarku. 

Aku digeretnya. Menuju ke kamarku. Langsung saja aku diserang olehnya. Bibirku diciumi dihisap.

"Balas dong Rian, masa' aku aja yang pasif? Aku buka semua bajumu yah?"

Aku tak menjawab. Kaosku diangkatnya. Celanaku pun di lepaskannya. Salsa juga membuka seluruh bajunya. Kini ia telanjang. Aku juga telanjang. Ia merangkulku. Badannya sintal, bener-bener seksi. Wajarlah penisku langsung berdiri. Toh aku tahan juga percuma. 

"Wuiiih...udah berdiri aja, kamu terangsang ya?" Salsa bicara seperti itu sambil mengocoknya. Punyaku tiba-tiba ditarik. Aku jadi tertatih-tatih berjalan menurut kepadanya hingga Salsa merebahkan diri di atas ranjangku. Penisku ditarik hingga aku terus menurut saja. Kini penisku ada di depan mulutnya. Ia menciumi batangnya. 

"Mbak, jangan lakukan ini ya, kumohon!" kataku.

Kepala pionku dijilatinya. Wanita binal ini menggelitiki penisku. Aku pun geli geli sedap. Sialan aku tak bisa melawan. Nafsuku sudah ada diubun-ubun. Aku juga bisa nafsu ama cewek ini. Ya udah deh. Udah terlanjur basah. Aku nikmati saja. Salsa dengan ganas kemudian mengulum penisku. Awwww...gila ini cewek profesional banget. Aku ragu cewek ini cuma beginian ama Mas Yogi. Yang seperti ini sudah terlalu pro, jam terbangnya tinggi. 

"Rian, ciumi memekku dong. Jilat kek," katanya. 

Aku menurut. Kurebahkan diriku dalam posisi 69, Posisinya aku ada di atas dan Salsa ada di bawah. Kulihat permukaan vaginanya. Ada bulu-bulu yang mulai tumbuh. Bulunya halus. Ini pertama kalinya aku melihat memek seorang cewek. Bibirnya merah ada sebuah lipatan di bibirnya itu. Di sekitarnya warnanya coklat kehitaman. Tapi bentuknya tembem. Ujung memek itu ada sebuah tonjolan kecil seperti kutil. Nggak deh, aku nggak mau.

"Riaann...ayo dong!" kata Salsa. Ia sampai menaikkan pantatnya. 

Akhirnya aku pun menjulurkan lidahku. Menyapu bibir memeknya. 

"Aahhh...iya...begitu. Terus Rian!" katanya. 

Aku menjilati, setiap bagian memeknya. Menjilatinya sampai beberapa cairan keluar dan mengenai lidahku. Rasanya asem, kecut, asin. Bau memeknya memang menggiurkan dan menyebabkan birahi. Aaarrgghhh...fuuuccckk! Persetan. Mas Yogi, maaf ya. Aku terpaksa. Segera deh, kulumat memek itu. Aku praktekkan seperti yang aku lihat di film bokep. 

"Aoohhh....hhmmmhhh...Iya Rian begitu...hhmmm...sluurrrrppp!" Salsa menikmati penisku dengan mengulumnya dan aku mengkobel memeknya dengan lidahku. 

Cukup lama aku menjilati memeknya, mengkobel memeknya. kujilati juga klitorisnya. Entah berapa kali dia keluar. Ia pun sampai minta ampun agar memasukkan penisku ke miliknya. Akhirnya aku pun ada di atasnya. 

"Mbak Salsa, aku kepengen ngentot ama mbak," kataku.

"Iya Rian, masukin aja!" katanya. 

Aku menciumi dadanya dulu. Putingnya yang menonjol itu aku hisap. 

"Aahh...Rian...hmmmmhh...Ohhhkkkk!" Ia tersentak ketika batang pionku sudah melesak ke dalam memeknya. Ini pertama kalinya penisku masuk ke memek seorang cewek. Hangat. Nikmat. Seperti inikah rasanya masuk ke kemaluan wanita? Punaku seperti disedot-sedot. Gila memeknya ini, enak banget.

"Enak Rian? Legit?" tanya Salsa. "Goyang aja! Aku tahu koq nanti kamu bakal cepat keluar. Maklum perjaka. Hehehehe."

Dan memang benar, aku goyang sedikit saja. Aku sudah merasakan gelombang kenikmatan yang tak penah aku rasakan sebelumnya. Enak banget. Seperti inikah rasanya bercinta? Dan beneran. Aku baru menggoyang beberapa saat saja udah mau klimaks. 

"Nah...kan...udah keras banget ini mau ngecrot. Crotin aja di dalem RIan. Ayo!" kata Salsa.

AKu makin cepat menggenjotnya, bersamaan itu aku menghisap puting susunya. Gesekan kulit kemaluan kami menyebabkan rasanya nikmat tak terkira dan...jebol juga pertahananku. Kuhujamkan sedalam-dalamnya kemaluanku. Milyaran sel sperma membasahi rahim milik Salsa. Dia juga mengeluh, sepertinya ia juga orgasme. Aku lalu memeluk tubuhnya. 

"Enak ya Rian?" tanyanya.

Aku mengangguk.

"Istirahat dulu aja, habis ini kita lanjutin lagi yah? AKu belum puas soalnya," kata Salsa. 

Salsa si binal. Awal mula aku melihat dia sebagai seorang cewek yang anggun. Cantik, badannya seksi, walaupun pakai kerudung aku tak menyangka kalau ternyata ia sebinal ini. Aku selalu menghormati cewek-cewek yang berkerudung. Seperti Anik dan Rahma, aku menghormati mereka. Aku kira semua cewek berkerudung seperti mereka. Tapi aku salah.

Yang satu ini ular berbisa. Dia benar-benar sudah mematukku. Aku tak bisa lari lagi sekarang. Aku sudah terlanjur basah ngentot ama dia. Maafkan aku Mas Yogi. Cewek ini nggak bakal berhenti sampai memeknya puas.

Istirahat? Nggak, dasar wanita jalang. Kamu kepingin muasin memekmu bukan? Aku akan buat memekmu ngilu. 

Aku memanggutnya. Satu-satunya biar aku bisa menyetubuhinya lagi adalah aku tak boleh mikirin dia sebagai Salsa. Dan lucunya adalah aku menganggap wanita ini adalah Anik. Aku tak boleh melihat matanya. Nggak boleh. Aku panggut bibirnya. Setelah itu aku ciumi lehernya. 

"Ahhh..Rian, kamu masih mau? Ahh....!" desahnya.

Anik, aku bisa rasakan tubuhmu. Dadamu. Aku hisap putingmu Nik. Sluuurrpp....

"Aaahh....Riaaan....enak ....teruss...ssshhh...!"

Aku gelitiki dengan lidahku. Kusedot-sedot. Bibirku sudah ke perutnya, lalu ke pinggang. Kuselusuri tubuhnya bagian samping. Lalu ke atas, ke sebelah ketiak. Kemudian aku berlutut. Kubalikkan tubuhnya, Pionku masih mengeras, belum loyo. 

"Rian...mau doggy style ya? Ayo...nih....sodok pantat mbak!" 

Kupejamkan mataku, ini adalah pantat Anik. Aku usap-usap pantatnya sebentar. Kuarahkan pionku di lubangnya yang sudah becek oleh cairanku tadi. SLEBBB! Kusodok dengan tiba-tiba. 

"Ahhhk...pelan-pelan sayang....ahhh..awwww...mau main kasar rupanya. Ayo deh...ahhh....ahhh...ahhh."

Pantatku bergoyang lagi. Nik, rasanya nikmat banget. Anikku....ahh....kugoyang pantatku terus dan terus. Aku masih membayangkan Anik. Makin lama aku bayangkan kenapa aku jadi sedih? Kenapa aku makin sedih? Tak terasa air mataku keluar. Tapi yang di bawah sana aku masih saja nyodok. Ini adalah teraneh dalam hidupku. Aku sedang ngentot ama si Ular ini sambil aku bayangin Anik tapi air mataku keluar. 

"Kamu ingin dipuaskan bukan? Aku akan buat tulangmu rontok hari ini!" kataku kepada Salsa. 

"Ayo Rian, buat tulangku rontok," kata Salsa. 

Hari itu seharian aku terus ngentot ama dia bahkan aku tak berikan waktu istirahat untuk Salsa. Semuanya karena Anik. Aku bayangkan senyumannya. Aku bayangkan dirinya. Aneh. Sangat aneh. Si Ular sudah terkapar. Ia menyerah. Bercinta selama lima jam tanpa henti, bukan saja aku yang capek. Dia juga capek pasti. Dia lebih banyak keluarnya daripada aku. 

Setelah bercinta hebat itu. Aku paksakan diri untuk bangun dan mengguyur tubuhku dengan air di kamar mandi. 

Apakah aku masih cinta ama Anik? Nggak. Aku nggak maafin dia. Dia sudah menghancurkan hatiku. Tapi, makin banyak aku bilang nggak maafin dia perasaanku makin hancur. Aku makin ingat ama dia. Dan kenapa si Ular ini bisa ada di tengah kami. Mulai saat itulah, aku melihat semua wanita berkerudung itu tak seperti Anik dan Rahma. Kesalahan terbesarku adalah aku harus menyerah kepada keadaan. Dan hal ini membuat semuanya hancur berantakan. 

#Pov Anik#

Rian? Dia manggil aku? Rian. Aku tahu kamu manggil aku. Walaupun aku tidak dengar aku bisa merasakannya. Kamu masih mencintaiku bukan? 

Dadaku tiba-tiba berdebar kencang. Seperti ada sesuatu yang menyentuhnya. Lagi. Dentumannya makin keras. Aneh. Aku tak pernah merasakan hal ini sebelumnya. 

DEG! Ini bukan asmaku, beda. Aku seperti disentuh. Lagi dan lagi. Aku tahu, kamu manggil aku bukan, Rian? Aku lihat ponselku. Aku ciumi fotonya. Aku menyesal Rian, aku menyesal. DEG! Nah kan. Lagi. Aku yakin sekarang ini kamu manggil namaku. Kamu ingat aku. 

0 Response to "Cerita Dewasa Cinta Sayur Asem Episode 12"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel