Gairah Sang Akhwat Yang Berkepribadian Ganda Episode 5 TAMAT

Pukul 6 sore

Kampus sudah agak sepi, hanya tampak beberapa kendaraan yang masih berada di tempat parkir. Kebetulan Amira sendiri saat itu tidak membawa kendaraan sendiri,ia lebih merasa nyaman ketika naik kendaraan umum daripada mobil pribadi nya.

Didalam sebuah kelas, dua orang akhwat tampak kelelahan setelah saling memuaskan satu sama lain. Jari jari mereka sama sama basah karena cairan memek dan bau khas kewanitaan tercium sangat kental. Keduanya mencoba bangkit melawan kelelahan itu dan mengingat janji yang diberikan oleh keempat adik tingkat yang baru saja mengerjai memek mereka habis habisan. Seketika mereka masuk ke kelas sebelah, ternyata mereka berempat sudah tak ada lagi, kecuali hanya selembar surat yang terletak diatas meja dosen.
“kami menunggu kalian sangat lama dan akhirnya kami putuskan untuk pulang. Maaf pakaian kalian harus kami sembunyikan disuatu tempat, khawatir jika ditemukan orang lain dan kalian benar benar tidak memiliki pakaian untuk kalian pulang. Pakaian kalian berada di salah satu ruangan di lantai ini namun tempatnya agak tersembunyi, silahkan kalian cari sendiri.” Demikian isi surat itu.

Mereka sempat syok membaca isi surat itu dan merasa kebingungan mencari pakaian mereka. Kedua akhwat bugil itu menyusuri kelas kelas dengan hati hati karena khawatir jika ada orang orang yang datang ke gedung itu dan melihat mereka dalam keadaan yang sangat menggairahkan. Zahra berhasil menemukan pakaian nya secara lengkap beserta tas dan barang barang lain nya yang terletak di bawah kursi yang terletak disudut belakang, sementara Amira masih kebingungan mencari. 

Zahra segera memakai pakaian nya dan ia sangat terburu buru karena memiliki janji malam itu sehingga ia tak bisa menemani Amira mencari pakaian nya. Zahra menuruni tangga ke lantai dasar dan ia mengeluarkan handphone nya dan membaca isi pesan di Blackberry Messanger nya. “terima kasih mbak Zahra atas bantuan menjebak Amira. Kami memang sudah sangat lama menghayal tentang tubuh indah nya yang buat kami penasaran. Pakaian Amira kami bawa pulang karena kami telah merencanakan kejahatan yang lebih nikmat lagi untuk nya. Tapi mbak jangan cemburu ya, karena mbak adalah peliharaan ayah saya jadi mbak gak boleh cemburu jika kami lebih suka menikmati tubuh Amira si calon pelacur akhwat itu. oh iya, honor buat mbak sudah kami masukan didalam dompet mbak. Silahkan periksa ya” begitulah isi pesan itu yang pengirimnya bernama Roy.

Zahra ternyata telah bersekongkol dengan kawanan mahasiswa ugal ugalan itu walaupun keadaan nya memang tak disengaja dimana Amira harus tertangkap sedang bermasturbasi. Zahra adalah akhwat S2 yang harus menyerah pada kenyataan. Ia pernah mengalami himpitan ekonomi dan juga nilai kuliah yang anjlok. Namun karena bujukan sang dosen yang merupakan ayah Roy, Zahra rela menyerahkan keperawanan nya agar semua urusan kuliah nya di tanggung oleh beliau. Dan tentu saja saat mereka berdua sedang asik dalam kenikmatan birahi, Roy memergoki keduanya itu dan ayah nya Roy agar tak mengadukan hal itu kepada ibu nya sehingga Roy juga diberi kesempatan untuk menikmati tubuh akhwat itu.

Kembali ke kondisi Amira, yang masih kepala nya terbalut jilbab biru yang menjulur kebawah menutupi toketnya yang montok dan mulus, ia masih sibuk mencari pakaian nya yang entah disembunyikan dimana. Hanya tersisa satu ruangan lagi di lantai itu yang belum ia periksa dan ia yakin jika pakaian nya berada disana. Ketika ia hendak membuka pintu kelas itu, betapa terkejut nya ia melihat tiga orang laki laki yang mungkin adalah mahasiswa namun dari penampilan merekan sangat berantakan. Salah satu dari mereka sedang memeluk gitar dan menghisap rokok, juga terdapat beberapa botol bir disana. Amira terpaku berdiri disana dan begitupun tiga laki laki itu yang tak berkedip menatap tubuh sang akhwat yang hanya memakai jilbab dan kaos kaki.

“wah, Amira belum pulang ternyata” seru salah seorang disana, ia bernama Hadi. Mahasiswa yang hingga saat ini belum juga lulus dan telah mencapai semester 11. Ia memang dikenal sebagai mahasiswa pemalas dan dari segi usia, ia sebaya dengan Amira.
“lo kenal, Di? Kenalin ke kita juga dong!” sambung Benu, ia bukan seorang mahasiswa melainkan hanya teman nongkrong Hadi.
Salah satu dari mereka yang bernama Ruben mendekati Amira yang berada di pintu. “lo ngapain berdiri aja disitu, ayam kampus? Masuk aja sini”
“aku bukan ayam kampus dan kalian ngapain disini belum pulang, lepaskan tangan aku sekarang atau aku teriak” kata Amira
“lo bukan ayam kampus, ngapain lo jalan jalan dikampus gak pake baju, memek lo kok basah ya?” kata Ruben sambil menyetuh memek Amira
“kalian gak ngerti, lepasin aku” bentak Amira
“wow kasar juga lo ya, tarik aja dia kesini, cewek kayak dia emang awalnya harus dipaksa trus malah jadi agresif” kata Hadi.
“lo dulu pernah nolak gue mentah mentah dan sekarang lo bakal terima pembalasan dari gue” lanjut Hadi yang pernah suka pada Amira.

Hadi menampar pipi Amira dan memukul perutnya. Amira terjatuh ke lantai. Ruben dan Benu mengangkatnya dan mendudukan nya di kursi. Mata Amira berkunang kunang. Ia merasa lelah setelah diperkosa oleh Hardi dan kawan kawan, kini pun ia yakin akan mengalami pemerkosaan yang lebih tragis lagi.
“bodi lu mulus juga mir, hayalan gue gak salah pas lagi ngocok sambil bayangin lo kesakitan gue entot” kata Hadi sambil meremas toket Amira
“dan sesuai fantasi gue, lo gue entot cuma pake jilbab aja dan kacamata” lanjutnya
“badan lo bau sperma, lo abis ngelayani siapa lonte? Tanya Benu
“lo gak usah bilang dia lonte, dia bukan lonte. Dia ini cewek alim banget, tapi hari ini lo jadi lonte alim ya sayang” ujar Hadi
Amira hanya terdiam dan tak mau menatap kea rah mereka bertiga.
“gue gak mau ngentotin lo kalo lo bau sperma gini” kata Hadi
Amira Nampak lega jika ia tak akan diperkosa lagi walaupun ia sebenarnya sudah pasrah.
Hadi melepas ikat pinggang nya dan mengikatkan nya ke leher Amira. Amira Nampak seperti memakai rantai anjing dan Hadi menarik Amira menggunakan ikat pinggang nya yang diikuti oleh kedua teman nya. Ternyata mereka membawa Amira ke sebuah kamar mandi. Hadi melepas ikatan nya dan melepas jilbab Amira yang terkena sedikit noda sperma. 

“lo cantik juga gak pake jilbab, tapi gue lebih suka kalo lo dientot pake jilbab” ujar Hadi
Lalu Hadi membisikan sesuatu ke telinga Ruben dan Ruben segera turun ke bawah.
“lo mandi dulu, bersihin tubuh lo dari bau sperma” perintah Hadi
Amira merasa sia sia saja jika melawan, lagipula ia pun telah kehilangan kehormatan nya dan telah menajdi budak seks Roy dan kawan kawan, sehingga tak ada lagi guna nya jika ia melawan dan ia sendiri saja tak mungkin bisa kabur dalam keadaan telanjang seperti itu.
Amira telah selesai mandi dan ia keluar dengan tubuh basah menambah keseksian nya dan semakin membuat kontol kedua laki laki itu mengeras. Lalu datang lah ruben membawa sesuatu.
“nah mir, karena jilbab lo ini sudah bau, gue simpen aja buat kenangan ya. Lo pake ini aja nih” ujar Hadi sambil memberikan segumpal pakaian.

Amira mengambilnya dan ternyata itu adalah mukena yang diambil Ruben dari mushola di fakultas tersebut.
“gak ada bawahan nya?” Tanya Amira
“buat apa? Gak perlu kan?” jawab Ruben
“jadi kalian mau ngentotin aku dengan tetap memperlihatkan kealiman aku?” Tanya Amira lagi
“iya, bener banget” jawab Hadi
Amira menatap mata Hadi dengan tatapan nakal, ia meremas kontol Hadi dengan lembut dan membuat Hadi mengerang.
“kalian boleh entot aku sepuas kalian, tapi kalian harus bayar” kata Amira dengan sangat pasrah dan ia pun ingin agar hal ini segera berakhir.
“bayar berapa? Kami gak bawa uang” jawab Hadi
“bayar pake sperma ya, aku haus soalnya, mau nelen sperma kalian sayang” kata Amira dengan manja
Perkataan Amira membuat kontol mereka makin menegang keras. Hardi menyuruh Amira berjalan merangkak ke kelas tempat mereka duduk tadi. Amira disuruh duduk diatas meja dosen dan mereka bertiga pun merapatkan kursi mahasiswa ke meja itu. Amira tampak menggairahkan dengan atasan mukena yang menutupi hingga ke lutut nya. Ruben berpindah tempat duduk nya ke sebelah Amira. Tubuh mereka saling berdempetan layaknya orang yang berpacaran. Ruben mendekatkan rokok ke bibir Amira. Awalnya Amira menolak karena ia benci akan benda itu, namun Ruben memaksa dan memencet hidung Amira sehingga ia membuka mulutnya. Amira hanya bisa menurut walau dalam hati nya ingin segera pulang. Akan sangat berbahaya jika lebih banyak lagi orang yang tahu tentang kebinalan nya.

Akhwat alim itu kini menghisap rokok, sesuatu yang dahulu membuatnya marah ketika melihat ayah nya sedang menghisap nya. Satu hidapan itu membuat Amira terbatuk batuk.
“hahahaha” mereka bertiga tertawa terbahak bahak melihat akhwat alim itu batuk karena rokok.
“gimana, enak gak ukhti?” Tanya Ruben
“sudah ahh, langsung aja entotin aku.. aku gak suka rokok” jawab Amira
“kalo lo mau kita entotin, lo harus ngisep rokok itu dulu sampe kita berhenti” ujar Hadi
Amira menghisap rokok itu walaupun asapnya membuat nya batuk namun ia terus menghisap nya sampai kemudian ia terbiasa dan tak batuk lagi.
“wah boleh juga lo ukhti, sekarang lo minum ini ya sama kita kita?” kata Benu.
Amira tak percaya jika akhirnya ia pun harus menenggak minuman keras. Padahal dulu nya ia pernah melempar botol minuman keras yang baru saja dibeli ayah nya ke belakang rumah saking benci nya dengan benda haram itu.
“gak mau… jangan minum itu..” Amira menolak dengan menutup mulutnya
Ketiga laki laki it uterus memaksa dan kedua nya menarik tangan Amira. Amira hanya bisa menutup bibirnya rapat rapat agar mulut botol itu tak menyentuh mulut nya.
Lagi lagi dengan cara yang sama, Hadi memencet hidung Amira dan memasukan mulut botol kedalam mulutnya yang terbuka akibat kehabisan nafas. Sebagian minuman itu tumpah mengenai mukena nya.
Amira tak percaya jika mimpi nya saat itu menjadi kenyataan. Amira merasa pusing karena satu tenggakan alcohol itu dan Ruben pun lagi lagi menyulutkan rokok ke bibir Amira. Cukup lama Amira dipaksa menjadi akhwat nakal sesungguhnya dan mungkin setelah ini ia akan dipaksa memakai narkoba atau dibuat tato dan tindikan di tubuhnya, begitu pikir Amira.

Ketiga laki laki itu menggerayangi tubuh Amira yang sudah mabuk. Mukena putih tipis itu makin membuat ia terlihat menggairahkan. Putingnya mulai mengeras dan warna cokelat putting nya tampak menerawang dari balik mukena nya. Hardi meremas remas toket Amira yang montok dari luar mukena nya. Bahan dasar kain mukena nya membuat putting Amira terasa gelid an ia mendesah kenikmatan dalam keadaan antara mabuk dan sadar.

Amira makin terbawa suasana. Ia yang tadi ingin segera permainan ini selesai sekarang menginginkan permainan ini tak pernah selesai. Ia mulai tak sadar, alcohol membuatnya mabuk dan bertingkah lebih binal, genit dan nakal. Amira semakin menyukai seks dan khususnya gangbang seperti yang terjadi padanya saat ini. Amira mulai berpikir bahwa ini lah takdir hidupnya, menjadi pelacur akhwat bukan motivator akhwat.
Ruben memagut bibir Amira dan memasukan lidahnya kedalam mulut Amira. Amira membalas serangan bibir itu dengan sangat bernafsu. Sementara itu Benu meraba raba paha dan memek Amira yang mulus itu. Amira makin mengejang saat jari Benu menyentuh klitoris nya dan menekan nekan nya.

“dasar lonte alim, lo udah nolak gue tapi gue masih bisa ngerasain tubuh lo” bisik Hardi di telinga Amira
Kata kata itu membuat Amira makin bernafsu melayani mereka. Bahkan Amira seolah menginginkan perlakukan yang lebih kasar dari mereka. Amira memegang telapak tangan Hardi dan mengisyaratkan nya agar meremas dengan lebih kuat dan kasar, sementara tangan satunya memegang tangan Benu dan menekan memeknya lebih kuat lagi. Ruben pun makin mencium bibir Amira dengan kasar dan ia memegang kepala Amira yang terbalut mukena putih dan menekan nya agar bibir mereka makin menyatu.

Rangsangan dan alcohol membuat Amira makin menjadi genit dan binal. Tatapan kecewa timbul saat ketiga laki laki itu menghentikan aktivitas nya. Amira meremas remas toketnya sendiri dan tangan satu nya memegang botol bir yang sudah kosong dan ia masukan kedalam memek nya. Ketiga laki laki itu tertawa terbahak bahak melihat perbuatan Amira yang biasanya alim menjadi lebih hina dari seorang pelacur jalanan.
Mukena nya disampirkan di pundak oleh Amira sendiri, toket indah itu menampakan dirinya yang telah mengeras dan meminta remasan yang lebih kasar dari tangan kotor laki laki itu. Amira berdiri dengan sempoyongan, ia memegang toketnya dan mengarahkan nya ke wajah Hadi.

“ayo sayang, mau minum susu gak? Biar sehat” kata Amira dengan nada yang manja
Hadi langsung saja melahap putting Amira yang sudah mengeras itu dan meremas remas toketnya. Amira menatap Benu dengan tatapan menggoda sambil memegang satu toketnya yang lain. Benu yang sudah sangat terangsang langsung saja mengemut putting Amira. Dua laki laki yang berperawakan dekil dan berantakan sedang menyusu dengan Amira seperti dua anak kembar yang menyusu di ibu nya.
Amira makin tak tahan dengan jilatan lidah mereka berdua. Ia menatap Ruben dan menunjuk ke arah memek nya yang basah. Ruben mendekat dan menjilati memek nya.

Amira mendesah hebat, ia mengerang keenakan.
“ahhhh mengapaa bukaann kooontooooolll yang di masukkkannn auuuhhhhhhhh” erang Amira
Ruben diam saja dan terus merangsang Amira yang sudah sangat terangsang dengan menjilati memeknya. Sekali sekali ujung lidahnya dimasukan kedalam memek Amira yang membuat Amira menggeliat keenakan. Amira menekan kepala kedua laki laki yang sedang menikmati toketnya dan mengalungkan kaki nya keleher Ruben.
“oohhh teruuuusssss sayaaanggg… nikmatttt ahhhh buaatt aku puaaassss sayaanggg” Amira mengerang.
Disaat malam, kampus itu sudah sepi bahkan para security pun tak ada yang mau patrol di gedung itu karena gedung itu sangat jauh kebelakang serta terkesan angker.
Akhirnya ketiga laki laki itu lagi lagi menghentikan rangsangan nya kepada Amira. Ruben dan Benu mengangkat tubuh Amira hingga ia berdiri, keduanya tetap memegangi tangan Amira agar ia tak jatuh kelantai. Hadi mengambil gitar dan menggesekan gagang gitar ke selangkangan Amira. Amira kembali mengerang dengan keras dan akhirnya ia pun mengalami orgasme karena gitar.

“asik gak dientot sama gitar? Hahaha” kata Hadi
“ahh iyaaaa… aku sukaa dientoottt siaapaapuuunnn” jawab Amira dengan lemas
Kedua laki laki itu membiarkan Amira terjatuh di lantai dengan mukena yang sudah kusut.

“ayo kita habisi lonte akhwat ini” ajak Hadi
Hadi mengangkat tubuh Amira dan memposisikan tubuh nya diatas tubuh Hadi. Kontol Hadi dimasukan kedalam memek Amira dan membuat Amira mendesah. Kemudian tubuh Amira di tundukan kedepan sehingga pantat nya terlihat jelas. Lobang pantat yang masih perawan itu menjadi sasaran bagi Ruben, yang memiliki kontol paling panjang diantara mereka. Kemudian Benu memposisikan dirinya didepan wajah Amira dan memasuka kontolnya ke mulut Amira.
Amira dientot tiga orang sekaligus. Pantatnya terasa sakit saat pertama kali nya dimasuki kontol sepanjang 25 cm itu. namun lama kelamaan rasa sakit itu menjadi sebuah kenikmatan baru baginya. Amira merasakan nikmat yang tak dapat diungkap dengan kata kata. Mulutnya masih sibuk mengulum kontol Benu yang hanya masuk setengahnya saja. Kadang ia ciumi buah zakar sehingga batang kontol itu menggesek wajah manis Amira. Hadi menggenjot memek Amira dari bawah. Walaupun sudah dientot berkali kali, memeknya tetap menggapit dengan keras, membuat kontol Hadi merasakan hangat didalam sana.

Keempat anak manusia itu bermandi keringat. Mukena yang dipakai Amira sudah tak berwarna putih lagi. Melainkan kekungingan kuningan akibat keringat mereka berempat. Ruben menarik narik mukena Amira sehingga terlihat seperti ia sedang menunggangi kuda betina.
“ahhh cewek alim ini ternyata lonte” kata Ruben sambil mendorong dorong kontolnya semakin dalam kedalam lubang pantat Amira. Kontolnya mengalami kesulitan masuk Karena terlalu besar untuk lubang pantat Amira yang perawan.
“aaahhhh iyyyaaahhh.. aakkuu lonteeeee.. akhirnyaa ketahuaann akuuuu lontee” jawab Amira saat kontol Benu terlepas dari mulutnya dan kemudian ia lahap kembali.
Setengah jam sudah mereka melampiaskan hasrat birahi itu dan Amira telah mengalami orgasme berulang ulang. Sementara ketiga laki laki itu masih belum juga orgasme. Amira sudah merasa agak lelah namun kenikmatan kontol ketiga orang itu membuat Amira mengabaikan kelelahannya dan lebih mementingkan kenikmatan yang ia harap tak akan berakhir.

Amira melenguh semakin keras. Ia tak khawatir jika ada orang lain yang mendengar desahan nya. Lagipula dia pun akan membiarkan jika ada orang lain yang ingin menikmati tubuhnya saat ini.
Benu menekan nekan kontolnya lebih dalam ke tenggorokan Amira. Ia pun menekan kepala Amira dengan semakin gemas… Benu lebih dulu mengalami orgasme di dalam mulut Amira. Amira menelan sperma Benu dan ia mejilati kontol Benu yang masih tersisa bekas sperma di ujung kepala kontolnya. 

Hadi dan Ruben makin kasar menyodok memek dan pantat Amira. Kedua nya ingin benar benar menikmati tubuh akhwat alim tapi binal ini dalam waktu yang lama. Namun apalah dikata ternyata kedua nya bersamaan orgasme. Ruben dan Hadi segera mencabut kontol mereka dan mengarahkan nya ke depan mulut Amira, namun sebelum Amira membuka mulutnya, sperma mereka telah meluncur ke wajah Amira dan sebagian lagi tumpah kelantai.
Amira membersihkan bekas sperma di wajahnya dengan jari dan mengemut jari nya yang berlumuran sperma. Tanpa mereka duga, Amira kini malah menungging dan menjilati sperma yang tertumpah di lantai. Sungguh benar benar berbeda dari Amira yang biasanya yang sangat alim.

Amira menatap Ruben
“kau, yang tadi ngentotin pantat aku ya?” Tanya Amira
“iyaa.. enak ya?” jawab Ruben
“kenapa? Sakit tau!” ujar Amira sambil menatap ke kontol Ruben yang masih mengeras
“hehehe.. gtapi kamu keenakan kan?” Ruben meledek Amira
“kamu harus tanggung jawab” kata Amira
“tanggung jawab apa? Kan aku gak hamilin kamu” kata Ruben
“kontol kamu itu sudah masuk ke pantat aku dan itu besar sekali. Aku merasa penasaran bagaimana jika kontol sebesar itu masuk kedalam memek aku.. kamu tanggung jawab untuk menuntaskan rasa penasaran aku” kata Amira yang berjalan kearah Ruben.
Amira mengenggam kontol Ruben dan memandangi nya denga penuh kagum.
“aku baru kali ini melihat kontol sebesar ini” kata Amira
“pasti enak kalo kontol sebesar ini masuk kedalam memek aku” lanjutnya
Ruben meminta jilbab Amira yang tadi dilepas dari Hadi.
“gue lebih suka liat lo pake jilbab tadi daripada mukena ini” kata Ruben, mukena itu pun ia lepaskan.
Amira benar benar telanjang sekarang tanpa sehelai benang pun.
“Sekarang pake ini lagi yang rapi. Kalo lo pake mukena gue gak inget kalo lo akhwat alim” kata Ruben sambil melempar jilbab Amira.
Amira memakai jilbab itu kembali. Jilbab itu memiliki dua lapis warna, lapisan sebelum nya telah ternoda oleh sperma dan sekarang Amira memakai lapisan satunya yang berwarna pink.
Hadi memberikan jarum pentul yang tadi ia pungut di tempat Amira mandi.

Amira telah memakai jilbab syari kembali namun tubuh nya tetap telanjang.
“kamu manis sekali akhwat” kata Ruben dan ia pun mencium bibir Amira
Amira hanya duduk dilantai dan tersenyum menatap ruben.
“kamu sekarang jadi miliku, aku bebas memperlakukan kamu sesuka aku” ujar Ruben dengan santai
“Sekarang ikuti aku” kata Ruben
Ruben menarik ujung jilbab depan Amira dan membawanya ke lantai dasar. Ruben segera memeluk Amira dari belakang dan meremas toketnya. Sambil toketnya diremas, Amira dibawa berjalan ketengah tengah lapangan parkir yang sudah sangat sepi itu.
“ayo kulum, pelacur” perintah Ruben
Amira tersenyum saat dipanggil pelacur. Ia duduk dan mengulum kontol Ruben. Mulut Amira tak mampu menampung kontol itu seluruhnya. Hanya kepala nya yang bisa masuk kedalam mulut Amira. Ruben benar benar gemas dan ia menekan kontolnya lebih dalam sehingga Amira terbatuk batuk.
Ruben mendorong tubuh Amira dan ia pun terjatuh ke lantai lapangan itu. udara dingin menusuk kulit mereka. Amira merasa angin malam masuk kedalam memek nya. Langit saat itu menunjukan akan turun hujan. Tak ada bintang yang terlihat.
Ruben menggesekan kontolnya ke memek Amira.
“ahhh cepet masukin sayangg” kata Amira
Ruben memasukan kepala kontolnya dan setelah seluruh kepalanya masuk, ia mmasukan sisa batang kontolnya secara paksa dan membuat Amira menjerit.
“kamu jahat.. masa kasar banget sih” kata Amira
“Hahahah.. kamu suka kan dientot cowok jahat, pelacur akhwat?” kata Ruben

Hadi dan Benu memandangi dari jauh dan mengocok kontol mereka.
Ruben mendorong kontol nya lebih dalam. Amira merasa kenikmatan dahsyat dari kontol sebesar itu. tubuhnya menggelinjang tak karuan disaat kontol itu keluar masuk memeknya. Belum lima menit AMira di genjot kontol besar itu dan ia pun langsung orgasme.
“ahhhhhh kontol kamu enak banget sayaaannggg”
“jadi kamu ketagihan ya sama kontol aku?”
Amira hanya menganggukan kepala nya sambil tersenyum.
“remes toket aku sayang… remes yang keras…”
Ruben meremas toket Amira dengan sangat brutal dan Amira makin menggoyangkan pinggulnya membalas genjotan kontol Ruben. Muka Amira terlihat sangat merangsang sekali. Dengan balut jilbab pink nya. Tiba tiba Ruben menghentikan goyanganya namun Amira tetap menggoyangkan pinggulnya dan bahkan semakin cepat. Amira tak sabar ingin meraih kenikmatan orgasme yang kedua dari Ruben. Dalam hati nya, ia ingin diperlakukan seperti pelacur sungguhan, bukan lagi sebagai akhwat sholehah. Ia ingin dilecehkan banyak laki laki dan menggoda banyak laki-laki dengan kemolekan tubuhnya. Namun ia tak mungkin melepas jilbab nya atau merubah ukuran jilbabnya. Dan disaat seperti ini, ia terbayang bagaimana jika ia melakukan masturbasi di kelas saat mata kuliah sedang berlangsung. Tentu akan sangat memberikan sensasi luar biasa. Atau jika semua laki laki dikelasnya memperkosa nya, ahhh tentu rasanya tak dapat dilukiskan sedikitpun. Amira telah semakin melupakan status nya sebagai akhwat sholehah, dan menjadi akhwat pelacur.
Akhirnya Amira mencapai orgasme keduanya dan kali ini jauh lebih nikmat. Ruben masih tampak kuat menggagahi Amira. Sangat kontras sekali. Tubuh Amira yang langsing dan putih itu sedang dientot oleh tubuh Ruben yang besar dan hitam serta terdapat tato di dada nya.



Ruben mencabut kontolnya dan menyuruh Amira menungging. Lalu ia memasukan kembali kontolnya dalam posisi doggy. Sambil meremas toketnya, Ruben semakin kasar menggenjot memek Amira dari belakang.
“aahhhh anjiiingg betinaa loooo” kata Ruben
Amira tak terhina dengan perkataan itu, malah ia semakin terangsang mendengarnya dan membuat ia orgasme untuk yang ketiga kali.
Genjotan genjotan yang dikerahkan Ruben makin kasar dan Amira makin tak tahan. Kontol Ruben yang begitu besar memaksa masuk kedalam memek Amira yang kecil. Ia merasa sangat ingin memperlakukan akhwat itu dengan lebih kasar dan terhina lagi. Amira mengerang menahan kenikmatan yang ia dapatkan.
Ruben menyuruh Amira berdiri dan mengangkat kaki satunya. Ruben menahan paha nya dengan tangan nya dan kontolnya pun melesak masuk kedalam memeknya yang telah sangat basah itu. kemudia Amira memeluk leher Ruben dan Ruben pun mengangkat kaki Amira satunya. Artinya, Amira tak lagi menyentuh tanah dan hanya bergantung pada tubuh Ruben. Dengan posisi seperti itu, Amira lebih terlihat kebinalan nya karena ia memeluk leher Ruben dengan erat seolah takut jatuh.

Amira semakin tak kuat menahan kenikmatan itu. matanya terbelalak. Ia merapatkan memeknya ke kontol Ruben lebih dekat dan ia [un mencapai orgasme lagi yang kemudian disusul oleh sperma Ruben yang ditumpahkan kedalam rahim nya. Ruben melepaskan peganganya dip aha Amira dan pelukan Amira pun sudah melemas sehingga Amira terjatuh ke tanah. Ruben memanggil Hadi dan Benu. Mereka menginjak tiga bagian sensitive Amira dengan pelan. Ruben menginjak memek nya, Benu menginjak toket kirinya dan Hadi menginjak toket kanan nya. Bersama sama mereka menginjak dan menggoyangkan kaki mereka di area itu sehingga Amira mengejang dan mengalami orgasme sekali lagi. Ruben mendekatkan kaki nya ke wajah Amira dan menyuruh nya menjilati kaki nya yang basah akibat cairan memek Amira.

“lo bakal hamil anak gue, pelacur akhwat” kata Ruben
Amira tak menjawab apapun melainkan hanya terus menjilati kaki Ruben.
Setelah selesai dijilati, mereka bertiga kembali ke ruang kelas tadi dan mengambil baju kita. Mereka keluar melalui gerbang yang tak dijaga oleh satpam karena gerbang itu sudah jarang dilewati orang orang. Sedangkan Amira masih berbaring di tengah lapangan. Kesadaran nya berangsur angsur pulih. Ia menangis. Terlebih ketika ia menyadari kemungkinan besar ia akan hamil anak seorang laki laki jahat. Pupus sudah harapan ia untuk memperbaiki diri, pupus sudah harapan ia untuk menikah dengan seorang ikhwan sholeh…

0 Response to "Gairah Sang Akhwat Yang Berkepribadian Ganda Episode 5 TAMAT"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel