Jamuan Seks Di Pedalaman Episode 6

MUNA DAN MUNI -2 ​

Malam itu saat semua penghuni rumah sudah masuk ke kamar masing-masing, termasuk Kak Muna dan Aku, tiba-tiba ada perasaan tak enak dalam hatiku ketika aku mencoba memejamkan mata. Akupun bangun dan berjalan keluar kamar. Benar saja, nampak sesosok bayangan mengendap-ngendap keluar dari rumah menuju pintu samping. Saiap ya ? jangan-jangan Ibu...,
Ah, tak mungkinlah ibu, buat apa ibu jalan sambil mengendap-ngendap ?

Aku mengikuti bayangan itu hingga keluar rumah. Aku terkejut saat samar-samar saat kukenali bayangan itu. Kak Muna ! Mau kemana dia ? mengapa juga dia jalan mengendap-ngendap ?

Kulihat Kak Muna berlari keluar halaman rumah, menuju tepian Danau. Aku makin penasaran. Kuikuti terus, ah....! pasti dia hendak ke rumah Kak Anton, karena jalan yang sedang dia lalui menuju ke arah sana. Aku harus mengikutinya, ingin tahu apa yang akan dia lakukan.

Aku hanya khawatir, jangan sampai dia hendak meminta Kak Anton menyetubuhinya akibat rasa yang terus menggebu dalam dirinya karena melihat persetubuhan yang dilakukan Ibu dan Kak Anton kemarin. Jika Kak Muna melakukan itu, pasti Bapak akan menghukumnya, bukan hanya dia tapi juga Kak Anton karena melanggar “Titah Tapulu” yang melarang Kak Anton dan Putri-Putri Tapulu untuk berhubungan badan .

Gerakan Kak Muna semakin cepat, setengah berlari menembus jalanan yang gelap. Hmmm..., aku harus melakukan sesuatu. Kuambil jalan pintas menuju rumah Kak Anton, pas benar. Pasti Kak Muna akan tiba setelah aku berada disitu, akan aku minta Kak Anton untuk menyetubuhi aku, pastilah jika Kak Muna melihat Kak Anton sedang menyetubuhiku dia akan terkejut dan tak menyangkanya, lalu dia akan pulang karena marah dan kecewa.

Kupercepat langkah kakiku, rumah Kak Anton sudah nampak dengan cahaya lampu yang masih terlihat. Dia belum tidur rupanya, pas benar.

Tapi, ketika aku sampai, aku mendengar suara desahan dan erangan. Suara orang yang sedang bersetubuh. Ah..., aku terlambat rupanya. Kak Muna sudah berhasil tiba lebih dahulu sebelum aku. Segera ku dobrak pintu.....

BRAKKKKKK !

“Aku juga pengen, aku mauuuuuu....” teriakku mengejutkan Kak Anton yang sedang menyetubuhi Kak............
Aduh...! aku salah. Ini ternyata bukan Kak Muna. Tapi Ta Panio....



POV ANTON
(Kembali ke pelaku utama)

BRAKKKKKK !

“Aku juga pengen, aku mauuuuuu....”

Bunyi pintu ddi dobrak dibarengi suara yang lebih mirip bentakan terdengar tiba-tiba saat aku sedang mempercepat genjotanku pada liang senggama Bu Panio.

Muni...! putri bungsu Tapulu sedang berdiri tak jauh dari kami yang sedang bergumul dalam persetubuhan panas. Mulanya aku kaget dann hampir menghentikan aktivitasku. Tapi mungkin karena lagi tanggung dan sudah hampir mencapai puncak, maka aku biarkan saja Muni berdiri menatap kami dengan wajah yang agak marah.

Aku tak mempedulikan Muni yang tegang menatap kami, pikiran aku fokuskan pada genjotanku di vagina Bu Panio yang terasa sangat nikmat, sempit dan legit.

Hmmmmm,,,,, yummiiii

“Tunggulah sejenak, Muni. Aku mau menyelesaikannya dulu “ ucapku pada Muni sambil terus memompa.
Bu Panio kembali menggerakkan pinggulnya setelah tadi berhenti bergerak. Mungkin birahinya terpecut lagi. Erangan dan rintihan kembali keluar dari bibirnya yang terbuka dengan nafas yang terengah-engah

“hufffhhh...wennaaaakkk Pak Annntooon..., argggghhhh “

Aku mempercepat kocokan penisku di liang vaginanya yang mulai mengeluarkan cairan licin dan hangat.
Beberapa saat kemudian...

“Grrrrr.... arrrrggghhhhh...., “ dan sodokan keras penis kuhantamkan ke vaginanya yang berkedut-kedut, ada lebih dari lima kali kusemprotkan cairan sperma ke dalam rahimnya diiringi dengan kejang-kejang ditubuh Bu Panio.

Setelah mendiamkan penisku beberapa lama, akhirnya aku mencabutnya. Lalu melorotkan tubuhku berbaring disamping Bu Panio yang tergolek lemas.

Muni bersimpuh disamping tubuh Bu Panio. Ditatapnya Bu Panio sambil tersenyum, lalu pandangannya beralih padaku dan pada penisku yang masih berdiri tegap memberi penghormatan padanya.

“Aku ingin Kak Anton menyetubuhiku juga “ ucapnya dengan kerlingan manja.

“Tak boleh ... ! Kalian tak boleh melakukan itu.... ! “

Sontak aku menoleh ke asal suara. Muna...! tiba-tiba saja dia masuk dan langsung menarik tangan Muni.

Hadeh...! Kok bisa kedua putri Tapulu ini berada disini sekarang ?

“Kalian berdua kenapa bisa kesini ??? bukankah kalian juga sempat mendengar apa kata Tapulu ? Aku tak boleh menyetubuhi kalian. Itu yang dikatakan Tapulu, Bapak kalian. Ingat ? “

Muni diam saja, terlebih Muna. Dengan keras di tariknya tangan Muni keluar dari rumahku, lalu pergi.

Aku menarik nafas panjang. Tak habis pikir dengan tingkah kedua putri Tapulu itu.
Mungkinkah mereka jatuh cinta padaku ? ataukah itu hanya sekedar obsesi seks yang suntuk dalam diri mereka ?
Ah, biarlah. Aku tak peduli, setidaknya untuk malam ini, karena ada Bu Panio disampingku yang akan menemaniku sepanjang malam.
Aku memeluk tubuh telanjang Bu Panio, tanganku ku letakkan diatas perutnya. Lalu mencoba memejamkan mata sambil meresapi kenikmatan perstubuhan tadi, dan juga merenungi segala tingkah kedua putri Tapulu, terutama tingkah Muna yang agak aneh.

0 Response to "Jamuan Seks Di Pedalaman Episode 6"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel